Dari Singkong Jadi Cuan: Kisah Sukses Kecimpring Keniten dari Batang

Kecimpring hasil UMKM Warga dok.radarbig


RADARBIG – Jawa Tengah dikenal sebagai salah satu penghasil singkong terbesar di Indonesia. Di Desa Keniten, Kecamatan Pecalungan, Kabupaten Batang, Ibu Wasripah melihat potensi besar dari singkong dan mengubahnya menjadi camilan lezat bernama Kecimpring.

Inspirasi dari Singkong Melimpah 

Dengan bahan baku singkong yang melimpah dan harga yang terjangkau, Ibu Wasripah terinspirasi untuk menciptakan Kecimpring, camilan sehat yang digemari semua kalangan. 

"Singkong di sini banyak, harganya juga murah. Saya lihat ini peluang bagus," ujarnya.

Proses Pembuatan yang Sederhana

Kecimpring dibuat dari singkong yang diparut, lalu dicampur dengan bumbu seperti garam, bawang putih, dan daun kucai. 

Adonan kemudian dicetak bundar, dikukus selama 30 menit, dan dijemur hingga kering. 

"Kalau cuacanya bagus, setengah hari juga sudah kering," jelas Ibu Wasripah.

Inovasi Rasa untuk Daya Tarik Lebih

Untuk meningkatkan nilai jual, Ibu Wasripah berinovasi dengan berbagai varian rasa, seperti manis, pedas, dan rasa lainnya. Kecimpring Keniten kini tak hanya dipasarkan di sekitar Kecamatan Pecalungan, tetapi juga telah merambah ke seluruh wilayah Kabupaten Batang, termasuk tempat wisata sebagai oleh-oleh khas.

Peluang Usaha yang Menjanjikan

Bagi yang tertarik menikmati Kecimpring khas Desa Keniten, dapat menghubungi 085642022637 untuk pemesanan. Usaha ini diharapkan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat lokal dan nilai jual singkong. 

Selain itu, dengan proses pembuatan yang mudah dan prospek yang menjanjikan, usaha Kecimpring diharapkan dapat membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat.

Posting Komentar untuk "Dari Singkong Jadi Cuan: Kisah Sukses Kecimpring Keniten dari Batang "