Inovasi Warga Klirong, Sabut Kelapa Disulap Jadi Produk Bernilai Ekonomi Tinggi

Produk UMKM dari serabut kelapa (Tangkapan Layar Kanal YouTube Kebumen)

RADARBIG - Kecamatan Klirong, Kebumen, Jawa Tengah, dikenal memiliki potensi sumber daya alam yang beragam, salah satunya adalah sabut kelapa. Seorang warga Desa Pandanlor, Klirong, berinovasi mengolah sabut kelapa menjadi berbagai produk yang memiliki nilai ekonomi tinggi.

Musrifatun, seorang pengrajin sabut kelapa, menjelaskan bahwa sabut kelapa dapat diolah menjadi berbagai macam produk kerajinan, seperti keset, tali sabut kelapa, pot bunga, tas, sapu lantai, dompet, cocofiber, cocopeat, hingga sandal.

Proses pengolahan sabut kelapa meliputi pengumpulan dan pembersihan sabut, pemisahan serat dan serbuk sabut, pengeringan, dan pengolahan menjadi produk jadi. Pemilihan sabut kelapa yang sudah tua dan kering sangat penting untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Pewarnaan juga dapat dilakukan untuk meningkatkan nilai jual produk.

Masing-masing produk olahan sabut kelapa memiliki pangsa pasar tersendiri. Cocopeat banyak digunakan sebagai media tanam oleh petani dan pecinta tanaman. Sementara itu, cocofiber diminati oleh konsumen dari berbagai kota seperti Klaten, Yogyakarta, dan Magelang. Pot bunga merupakan produk turunan dari cocofiber yang dibuat dengan menganyam cocofiber menggunakan kawat.

Harga produk olahan sabut kelapa bervariasi tergantung jenisnya. Cocopeat dijual sekitar Rp 10.000 per karung, cocofiber sekitar Rp 35.000 per kg, sedangkan pot bunga dan kerajinan lainnya dijual mulai dari Rp 7.000 hingga Rp 50.000.

Inovasi pengolahan sabut kelapa ini diharapkan dapat meningkatkan nilai ekonomi sabut kelapa, mengurangi masalah lingkungan seperti polusi, serta menciptakan lapangan kerja dan pendapatan baru bagi masyarakat, khususnya di daerah penghasil kelapa.

Posting Komentar untuk "Inovasi Warga Klirong, Sabut Kelapa Disulap Jadi Produk Bernilai Ekonomi Tinggi"